SULUTPLUS.Com,BOLMONG – Ditengah tingginya inflasi Sulawesi Utara (Sulut), Kabupaten Bolaang Mongondow (Bolmong) masih aman dan terkendali karena tidak masuk zona merah nasional.
Hal tersebut terungkap pada saat Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Bolmong melaksanakan rapat koordinasi (Rakor) bersama Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) secara daring via zoom di ruang rapat Diskominfo Bolmong, Senin 5 Agustus 2024.
Dalam rakor tersebut tercatat inflasi nasional hingga Juli 2024 tercatat sebesar 2,13 persen, turun dibandingkan dengan Juli 2023 yang mencapai 3,1 persen. Meskipun demikian, Provinsi Sulawesi Utara justru masuk dalam tiga besar inflasi nasional dengan angka 4,0 persen.
Sedangkan Kabupaten Minahasa Selatan mencatatkan inflasi tertinggi secara nasional pada Juli 2024 sebesar 6,68 persen.
“Penyumbang inflasi tertinggi di mayoritas daerah adalah beras, cabai rawit, dan minyak goreng,” ungkap staf ahli Bupati Bolmong bidang pemerintahan, hukum dan politik Deddy Mokodongan mewakili Penjabat Bupati Jusnan Calamanto Mokoginta.
Sementara itu, pertumbuhan ekonomi nasional tahun 2024 mencapai 5,11 persen, meningkat dibandingkan dengan tahun 2023 yang sebesar 5,05 persen.
Dalam upaya pengendalian inflasi, pemerintah memberikan insentif fiskal kepada 50 daerah dengan total Rp300 miliar. Di Sulawesi Utara, Kabupaten Bolaang Mongondow Utara menerima Rp6 miliar dan Kota Bitung Rp5 miliar.
Dengan kondisi yang terkendali, Kabupaten Bolmong diharapkan dapat terus menjaga stabilitas ekonomi dan memastikan ketersediaan bahan pokok dengan harga yang terjangkau bagi masyarakat.
“Pemerintah daerah akan terus berkoordinasi dengan berbagai pihak untuk memonitor perkembangan inflasi dan melakukan langkah-langkah strategis dalam menjaga keseimbangan ekonomi daerah,” pungkasnya.*